Minggu, 14 Oktober 2012
Senin, 07 Mei 2012
Bahaya Botfly
Tentu banyak diantara kita yang belum kenal dengan nama lalat Botfly.
Ya, lalat parasit ini sering ditemukan di beberapa negara Amerika selatan, Amerika tengah seperti; Brazil, Belize, Chile, Mexico, Honduras, Republik Dominika, Peru, Panama, Argentina, dan beberapa negara di Afrika. Pada umumnya beriklim tropis. Akan tetapi, kasus Botfly ini pernah ditemukan di Philipina akhir-akhir ini (yang ditenggarai di bawa oleh turis yang membawa larva botfly di badan mereka tanpa disadari). Semoga aja para turis-turis yang datang ke Indonesia bebas dari larva Botfly ini.
Lalat Botfly, melakukan simbiosis parasitisme dalam mengembangbiakan ras mereka. Larva dari Botfly ini memerlukan makanan daging segar tiap harinya untuk bisa bertahan hidup. Dan sayangnya, lalat Botfly ini terlalu 'malas' untuk mencari daging segar untuk para larva-larvanya sehingga ia perlu menitipkan larva-larvanya kedalam tubuh hewan lain (termasuk manusia) yang menjadi inang bagi larva-larva botfly.
Jadilah para larva-larva ini, hidup di dalam daging inang (host) dan memakan daging inangnya sedikit demi sedikit sampai mereka cukup besar selama 6 minggu untuk menjadi ulat dewasa. Kemudian barulah mereka akan keluar dari tubuh inangnya dan jatuh ketanah. Selama didalam tanah, butuh 4 minggu untuk ulat-ulat dewasa tersebut bertransformasi menjadi lalat Botfly dewasa yang siap mencari pasangannya untuk kemudian meneruskan kembali 'tradisi' hidup mereka tersebut.
Proses hidupnya larva-larva lalat didalam tubuh hewan (termasuk manusia) sebagai inang, disebut Myasis. Atau invasi larva lalat pada jaringan tubuh inanganya sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan tersebut.
SIKLUS HIDUP LALAT BOTFLY
Lalat Botfly ini, 'menitipkan' telur-telur mereka kepada nyamuk. Tubuh lalat botfly, beberapa kali lebih besar daripada nyamuk, sehingga memudahkannya untuk melakukan 'invansi' ketika seekor nyamuk melintas dihadapannya dan kemudian dengan cepat ia menempelkan telur-telurnya kebadan si nyamuk.
Berikut, proses Botfly berkembang biak:
Larva-larva Botfly ini bisa bersarang dibagian tubuh mana saja, tergantung dimana nyamuk yang telah di 'titipi' telur-telur tadi hinggap. Bisa di daerah mata, kepala, punggung, lipatan lengan, paha dll. U name it, they stay it.
Berikut DISTURBING PICTURE alias GAMBAR YANG MENGGANGGU, beberapa tempat bagian-bagian tubuh yang didiami oleh larva Botfly. Bagi yang ga kuat jijik, JANGAN PERNAH DIBUKA!!!
Gejala-gejala atau tanda-tanda bagian tubuh yang telah dihuni oleh larva Botfly biasanya pada saat pertama larva masuk ke dalam daging mungkin pada awalnya tidak terlalu terasa, namun selang beberapa hari atau minggu kemudian bagian tubuh dan kulit yang terkena gigitan atau tempat larva bersarang akan terasa gatal, memerah (tergantung) dan sakit, ditambah dengan semacam benjolan dan lubang yang lumayan besar berisi belatung di dalamnya, dan terkadang berdarah hingga mengeluarkan nanah.
PENGOBATAN
Larva Botfly, mempunyai desain khusus ditubuhnya. Didekat bagian kepalanya, terdapat semacam duri-duri yang memungkinkan larva-larva ini menempel dengan kuat di dalam daging inangnya. Sehingga, akan sulit untuk mencabut botfly ini dari dalam daging.
Oleh karena itu, perlu trik khusus, agar mudah mencabutnya.Untuk langkah pengobatan awal sebelum ke dokter yang bisa dilakukan dan digunakan adalah:
1. Gunakan alkohol pada luka yang ada, untuk mengurangi gejala infeksi dengan kapas.
2. Gunakan Petroleum Jelly semacam Vaseline untuk menutup lubang dengan cara mengolesi Vaseline di sekitar lubang, cara ini dipercaya bisa mempermudah pengeluaran cacing di dalam. Lalu dengan plester kedap udara, untuk menutup lubang udara karena larva botfly bernapas melalui ekornya yang berada paling dekat permukaan kulit. Jika lubang tempat mereka tinggal ditutup, maka si ekor larva ini akan muncul kepermukaan kulit untuk mencari oksigen. Diamkan beberapa jam biar si larva lemas karena kekurangan oksigen.
3. Setelah itu, segeralah ke dokter untuk melakukan
proses pencabutannya dengan bersih. Walau secara standar, bisa didiamkan
saja karena akan mati dengan sendirinya jika lubang ditutup selama
beberapa hari, namun cara ini kerap kali dianggap kurang aman bagi para
penderita karena kerap terasa gatal dan bisa menimbulkan infeksi.
Jika ingin melakukan pengobatan sendiri bisa dilakukan dengan cara berikut (walau disarankan lebih baik dilakukan oleh dokter):
* Siapkan Vaseline, alkohol, pinset, kapas, kassa dan plester,
* Bersihkan luka yang ada dengan kapas dan alkohol,
* Olesi lubang dan sekitarnya dengan Vaseline, tunggu hingga kepala cacing muncul ke lubang,
* Tarik dengan piset perlahan, jangan hingga terpotong/tertinggal setengah di dalam karena bisa berbayaha dan menyebabkan infeksi,
* Bersihkan lagi sisa luka dengan alkohol, keluarkan nanah hingga muncul darah,
* Tutup luka dengan plester.
Mengerikan huh. Soo,,, bagaimana misalnya kita ingin melancong ke negara-negara Amerika Selatan atau Amerika Tengah atau ke beberapa negara di benua Afrika? Tentu kita ga mau dapet 'souvenir' tambahan yang bersarang ditubuh kita bukan?
Berikut kiat-kiat untuk mencegahnya
1. Selalu sediakan obat lotion anti nyamuk. Mengingat, penularan larva-larva botfly ini berasal dari nyamuk yg dititipi oleh Botfly telur-telurnya.
2. Jangan berkemah di dekat genangan air atau danau-danau, karena tentu banyak nyamuk disana dan berpotensi telah dititipi telur-telur Botfly.
3. Berhati-hati juga dengan debu yang beterbangan disaat musim panas di negara-negara yang terdapat Botfly (yg saya sebutkan sebelumnya) krn bisa jadi telur-telurnya terbawa oleh debu lalu menempel di beberapa bagian tubuh atau malah masuk ke mata. Gunakanlah kacamata untuk menjaga mata kemasukan debu yang mungkin mengandung telur-telur Botfly
Ya, lalat parasit ini sering ditemukan di beberapa negara Amerika selatan, Amerika tengah seperti; Brazil, Belize, Chile, Mexico, Honduras, Republik Dominika, Peru, Panama, Argentina, dan beberapa negara di Afrika. Pada umumnya beriklim tropis. Akan tetapi, kasus Botfly ini pernah ditemukan di Philipina akhir-akhir ini (yang ditenggarai di bawa oleh turis yang membawa larva botfly di badan mereka tanpa disadari). Semoga aja para turis-turis yang datang ke Indonesia bebas dari larva Botfly ini.
Lalat Botfly, melakukan simbiosis parasitisme dalam mengembangbiakan ras mereka. Larva dari Botfly ini memerlukan makanan daging segar tiap harinya untuk bisa bertahan hidup. Dan sayangnya, lalat Botfly ini terlalu 'malas' untuk mencari daging segar untuk para larva-larvanya sehingga ia perlu menitipkan larva-larvanya kedalam tubuh hewan lain (termasuk manusia) yang menjadi inang bagi larva-larva botfly.
Jadilah para larva-larva ini, hidup di dalam daging inang (host) dan memakan daging inangnya sedikit demi sedikit sampai mereka cukup besar selama 6 minggu untuk menjadi ulat dewasa. Kemudian barulah mereka akan keluar dari tubuh inangnya dan jatuh ketanah. Selama didalam tanah, butuh 4 minggu untuk ulat-ulat dewasa tersebut bertransformasi menjadi lalat Botfly dewasa yang siap mencari pasangannya untuk kemudian meneruskan kembali 'tradisi' hidup mereka tersebut.
Proses hidupnya larva-larva lalat didalam tubuh hewan (termasuk manusia) sebagai inang, disebut Myasis. Atau invasi larva lalat pada jaringan tubuh inanganya sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan tersebut.
SIKLUS HIDUP LALAT BOTFLY
Lalat Botfly ini, 'menitipkan' telur-telur mereka kepada nyamuk. Tubuh lalat botfly, beberapa kali lebih besar daripada nyamuk, sehingga memudahkannya untuk melakukan 'invansi' ketika seekor nyamuk melintas dihadapannya dan kemudian dengan cepat ia menempelkan telur-telurnya kebadan si nyamuk.
Berikut, proses Botfly berkembang biak:
Proses hidup Botfly
Larva-larva Botfly ini bisa bersarang dibagian tubuh mana saja, tergantung dimana nyamuk yang telah di 'titipi' telur-telur tadi hinggap. Bisa di daerah mata, kepala, punggung, lipatan lengan, paha dll. U name it, they stay it.
Berikut DISTURBING PICTURE alias GAMBAR YANG MENGGANGGU, beberapa tempat bagian-bagian tubuh yang didiami oleh larva Botfly. Bagi yang ga kuat jijik, JANGAN PERNAH DIBUKA!!!
AWAS!!!
GEJALA-GEJALA
Gejala-gejala atau tanda-tanda bagian tubuh yang telah dihuni oleh larva Botfly biasanya pada saat pertama larva masuk ke dalam daging mungkin pada awalnya tidak terlalu terasa, namun selang beberapa hari atau minggu kemudian bagian tubuh dan kulit yang terkena gigitan atau tempat larva bersarang akan terasa gatal, memerah (tergantung) dan sakit, ditambah dengan semacam benjolan dan lubang yang lumayan besar berisi belatung di dalamnya, dan terkadang berdarah hingga mengeluarkan nanah.
PENGOBATAN
Larva Botfly, mempunyai desain khusus ditubuhnya. Didekat bagian kepalanya, terdapat semacam duri-duri yang memungkinkan larva-larva ini menempel dengan kuat di dalam daging inangnya. Sehingga, akan sulit untuk mencabut botfly ini dari dalam daging.
Bisa liat duri-durinya kan? |
Oleh karena itu, perlu trik khusus, agar mudah mencabutnya.Untuk langkah pengobatan awal sebelum ke dokter yang bisa dilakukan dan digunakan adalah:
1. Gunakan alkohol pada luka yang ada, untuk mengurangi gejala infeksi dengan kapas.
2. Gunakan Petroleum Jelly semacam Vaseline untuk menutup lubang dengan cara mengolesi Vaseline di sekitar lubang, cara ini dipercaya bisa mempermudah pengeluaran cacing di dalam. Lalu dengan plester kedap udara, untuk menutup lubang udara karena larva botfly bernapas melalui ekornya yang berada paling dekat permukaan kulit. Jika lubang tempat mereka tinggal ditutup, maka si ekor larva ini akan muncul kepermukaan kulit untuk mencari oksigen. Diamkan beberapa jam biar si larva lemas karena kekurangan oksigen.
Lubang ditutup dengan vaseline atau dengan plester sehingga 'pantat' si larva akan muncul kepermukaan untuk mencari oksigen |
Jika pantat bahenol si larva dah muncul, maka akan mudah mencabutnya |
Jika ingin melakukan pengobatan sendiri bisa dilakukan dengan cara berikut (walau disarankan lebih baik dilakukan oleh dokter):
* Siapkan Vaseline, alkohol, pinset, kapas, kassa dan plester,
* Bersihkan luka yang ada dengan kapas dan alkohol,
* Olesi lubang dan sekitarnya dengan Vaseline, tunggu hingga kepala cacing muncul ke lubang,
* Tarik dengan piset perlahan, jangan hingga terpotong/tertinggal setengah di dalam karena bisa berbayaha dan menyebabkan infeksi,
* Bersihkan lagi sisa luka dengan alkohol, keluarkan nanah hingga muncul darah,
* Tutup luka dengan plester.
Viola,,, beberapa koleksi larva Botfly |
PENCEGAHAN
Mengerikan huh. Soo,,, bagaimana misalnya kita ingin melancong ke negara-negara Amerika Selatan atau Amerika Tengah atau ke beberapa negara di benua Afrika? Tentu kita ga mau dapet 'souvenir' tambahan yang bersarang ditubuh kita bukan?
Berikut kiat-kiat untuk mencegahnya
1. Selalu sediakan obat lotion anti nyamuk. Mengingat, penularan larva-larva botfly ini berasal dari nyamuk yg dititipi oleh Botfly telur-telurnya.
2. Jangan berkemah di dekat genangan air atau danau-danau, karena tentu banyak nyamuk disana dan berpotensi telah dititipi telur-telur Botfly.
3. Berhati-hati juga dengan debu yang beterbangan disaat musim panas di negara-negara yang terdapat Botfly (yg saya sebutkan sebelumnya) krn bisa jadi telur-telurnya terbawa oleh debu lalu menempel di beberapa bagian tubuh atau malah masuk ke mata. Gunakanlah kacamata untuk menjaga mata kemasukan debu yang mungkin mengandung telur-telur Botfly
Kuda laut
Kuda laut adalah jenis ikan yang hidup di laut dari genus Hippocampus dan famili Syngnathidae. Hewan dengan ukuran yang bervariasi antara 16 mm (untuk spesies Hippocampus denise) sampai 35 cm ini dapat ditemukan di perairan tropis dan menengah di seluruh dunia. Kuda laut merupakan satu-satunya spesies yang jantannya dapat hamil.
Sirip dorsal pada kuda laut terletak pada bagian bawah sedangkan sirip pektoralnya terletak pada bagian kepala, di dekat insang. Beberapa spesies kuda laut berwarna transparan sebagian, sehingga tidak mudah terlihat.
Populasi kuda laut terancam karena penangkapan yang berlebihan. Kuda laut dimanfaatkan pada herbologi tradisional Tiongkok dan sebanyak 20 juta kuda laut telah ditangkap setiap tahunnya untuk keperluan ini. Impor ekspor kuda laut diatur dalam CITES sejak 15 Mei 2004.
Ada paling sedikit 54 jenis kuda laut, yang kebanyakan menghuni perairan tropika dan sedang. Berdasarkan survei dari Lourie et al. (2001), terdapat sembilan jenis yang ditemukan secara luas di Indonesia (diberi tanda § dalam daftar berikut ini) dengan satu di antaranya merupakan jenis baru (H. pontohi).
Genus Hippocampus
Sirip dorsal pada kuda laut terletak pada bagian bawah sedangkan sirip pektoralnya terletak pada bagian kepala, di dekat insang. Beberapa spesies kuda laut berwarna transparan sebagian, sehingga tidak mudah terlihat.
Populasi kuda laut terancam karena penangkapan yang berlebihan. Kuda laut dimanfaatkan pada herbologi tradisional Tiongkok dan sebanyak 20 juta kuda laut telah ditangkap setiap tahunnya untuk keperluan ini. Impor ekspor kuda laut diatur dalam CITES sejak 15 Mei 2004.
Ada paling sedikit 54 jenis kuda laut, yang kebanyakan menghuni perairan tropika dan sedang. Berdasarkan survei dari Lourie et al. (2001), terdapat sembilan jenis yang ditemukan secara luas di Indonesia (diberi tanda § dalam daftar berikut ini) dengan satu di antaranya merupakan jenis baru (H. pontohi).
Genus Hippocampus
- Hippocampus abdominalis Lesson, 1827 (Selandia Baru dan selatan dan timur Australia)
- Hippocampus alatus Kuiter, 2001
- Hippocampus algiricus Kaup, 1856
- Hippocampus angustus Günther, 1870
- Hippocampus barbouri§ Jordan & Richardson, 1908
- Hippocampus bargibanti§ Whitley, 1970 (kuda laut kerdil; Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Kep. Solomon, dll.)
- Hippocampus biocellatus Kuiter, 2001
- Hippocampus borboniensis Duméril, 1870
- Hippocampus breviceps Peters, 1869 (south and east Australia)
- Hippocampus camelopardalis Bianconi, 1854
- Hippocampus capensis Boulenger, 1900
- Hippocampus colemani Kuiter, 2003
- Hippocampus comes§ Cantor, 1850
- Hippocampus coronatus Temminck & Schlegel, 1850
- Hippocampus denise Lourie & Randall, 2003
- Hippocampus erectus Perry, 1810 (pantai timur Amerika, dari Nova Scotia hingga Uruguay)
- Hippocampus fisheri Jordan & Evermann, 1903
- Hippocampus fuscus Rüppell, 1838 (Indian Ocean)
- Hippocampus grandiceps Kuiter, 2001
- Hippocampus guttulatus Cuvier, 1829
- Hippocampus hendriki Kuiter, 2001
- Hippocampus hippocampus (Linnaeus, 1758) (Laut Mediterania dan Samudra Atlantik)
- Hippocampus histrix§ Kaup, 1856 (Samudra Hindia, Teluk Persia, Laut Merah, dan Timur Jauh)
- Hippocampus ingens Girard, 1858 (pesisir Pasifik dari Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan)
- Hippocampus jayakari Boulenger, 1900
- Hippocampus jugumus Kuiter, 2001
- Hippocampus kelloggi§ Jordan & Snyder, 1901
- Hippocampus kuda§ Bleeker, 1852
- Hippocampus lichtensteinii Kaup, 1856
- Hippocampus minotaur Gomon, 1997
- Hippocampus mohnikei Bleeker, 1854
- Hippocampus montebelloensis Kuiter, 2001
- Hippocampus multispinus Kuiter, 2001
- Hippocampus pontohi§ Lourie and Kuiter, 2008
- Hippocampus procerus Kuiter, 2001
- Hippocampus queenslandicus Horne, 2001
- Hippocampus reidi Ginsburg, 1933 (Caribbean coral reefs)
- Hippocampus satomiae§ Lourie dan Kuiter, 2008 (tambahan, baru dipublikasi 2009 dari perairan Kepulauan Derawan)
- Hippocampus semispinosus Kuiter, 2001
- Hippocampus severnsi Lourie and Kuiter, 2008
- Hippocampus sindonis Jordan & Snyder, 1901
- Hippocampus spinosissimus§ Weber, 1913
- Hippocampus subelongatus Castelnau, 1873
- Hippocampus trimaculatus§ Leach, 1814
- Hippocampus whitei Bleeker, 1855 (Australia timur)
- Hippocampus zebra Whitley, 1964
- Hippocampus zosterae Jordan & Gilbert, 1882 (Teluk Meksiko dan Karibia)
Langganan:
Postingan (Atom)